Kamis, 26 Februari 2015

Alasan Anies Keukeh Gelar UN Online

 

Alasan Anies Keukeh Gelar UN Online

SOLO - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan keukeh tetap akan menggelar computer based test (CBT) atau ujian nasional (UN) berbasis komputer yang akan digelar tahun ini.
Alasan pertama, karena CBT itu sendiri bukan online. Kedua, hanya memanfaatkan komputer yang tersedia.
"UN komputer bukan UN online, jadi konsepnya ujian melalui komputer beda dengan online yah," papar Anies, usai bertatap muka dengan para guru se-Solo di SMA Negeri 1 Solo, Jawa Tengah, Kamis (26/2/2015).
Menurut Anies, CBT memang sangat pas diterapkan di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negeri yang besar. Sehingga untuk menggelar ujian yang diikuti 7,3 juta orang dalam jam yang sama memiliki tantangan tersendiri. Termasuk salah satunya membutuhkan logistik yang cukup besar pula.
"Kalau menggunakan kertas waktunya harus sama, karena soalnya keluar. Tapi kalau menggunakan komputer, maka soalnya tidak hilang. Jadi, sekolah bisa menyelenggarakan ujian di saat waktu ujian yang dijadwalkan sekolah saja," bebernya.
Selain dari segi keamanan, jika UN dikerjakan di komputer akan mudah tersimpan datanya. Sehingga, menurut Anies, dibuatnya kebijakan baru ini karena pemerintah ingin segala hal mulai saat ini dapat dikerjakan melalui bantuan komputer.
Menyangkut kemungkinan munculnya pungutan ke wali murid seiring diberlakukannya sistem CBT tersebut, Anies menjamin, hal tersebut tidak akan mungkin terjadi. Pasalnya, sejauh ini sekolah-sekolah di Indonesia seluruhnya telah memiliki komputer untuk dipergunakan para siswanya. Sehingga, CBT ini pun menggunakan komputer yang dimiliki oleh sekolah itu tanpa harus membebani wali murid.
"Saya jamin tidak akan mungkin membebani wali murid. Karena sekolah-sekolah itu kan sudah punya komputer sendiri. Komputer-komputer itulah yang dipakai, tanpa harus membebani wali murid," pungkasnya.


UN Jadi Pertimbangan Masuk PTN sebagai Tantangan

 UN Jadi Pertimbangan Masuk PTN sebagai Tantangan

JAKARTA - Meski sudah tidak lagi menjadi syarat kelulusan, hasil ujian nasional (UN) dijadikan sebagai salah satu faktor pertimbangan diterimanya siswa dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Hal tersebut membuat siswa tidak bisa meremehkan begitu saja keberadaan UN.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Ainun Naim menjelaskan bahwa hasil UN akan menjadi faktor pertimbangan siswa dalam SNMPTN. Meski ketentuannya diserahkan kepada rektor, Ainun tetap meyakini betapa pentingnya UN dijadikan sebagai standar.
"Kita ini negara besar dengan masyarakat yang besar pula, jadi aneh saja kalau tidak mempunyai tes untuk standar pendidikan," kata Ainun, dalam konferensi pers pemanfaatan hasil ujian nasional sebagai pertimbangan masuk PTN, di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Lebih lanjut, Ainun menjelaskan, ditetapkannya UN sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam SNMPTN adalah untuk memberikan tantangan dalam UN itu sendiri. Dirinya juga menyoroti pentingnya suatu presure ditetapkan meski harus dalam level tertentu.
"Artinya, tidak terlalu berat maupun tidak terlalu ringan. Kan enggak ada tantangan enggak baik juga," ujarnya.
Dalam konferensi pers tersebut, juga diperlihatkan jadwal alur proses UN dan SNMPTN. Adapun jadwal tersebut dilampirkan sebagai berikut:
UN SMA/Sederajat 13-15 April 2015
UN Computer Base Test (CBT) 7-15 April 2015
Pemindaian oleh PTN 16-25 April 2015
Pemrosesan Scoring di Puspendik 26 April-2 Mei 2015
Penyerahan hasil ke PTN 2 Mei 2015
Pengumuman SNMPTN 9 Mei 2015
Pengumuman hasil UN 18 Mei 2015

UN Jadi Standar Penerimaan Mahasiswa Bermutu

 UN Jadi Standar Penerimaan Mahasiswa Bermutu

JAKARTA - Kabar ujian nasional (UN) yang pemanfaatannya menjadi pemetaan pada perguruan tinggi sempat simpang siur.
Meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir berhalangan hadir pada Konferensi Pers pemanfaatan hasil UN sebagai pertimbangan masuk perguruan tinggi negeri (PTN), berdasarkan siaran pers yang beredar, keduanya sudah bersinergi terkait dengan nasib UN.
M Nasir menilai UN sebagai gambaran prestasi akademis di mata pelajaran tertentu yang diukur melalui penilaian berskala nasional, layak dijadikan sabagai referensi penerimaan mahasiswa.
"Ini memudahkan PTN untuk menyeleksi calon mahasiswa dan memberikan kesempatan yang sama bagi siswa di seluruh Indonesia," ujar Nasir, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Okezone, Rabu (25/2/2015).
Nasir berharap dengan hal ini para siswa tidak berkurang semangat belajarnya.
"Harapannya dengan UN, siswa dapat lebih giat belajar dan sekolah terdorong untuk lebih bersungguh-sungguh menuntaskan kompetensi siswa," katanya.
Kemudian, Anies juga menanggapai proses seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Menurutnya, SNMPTN merupakan suatu proses untuk memilih calon mahasiswa yang mengikuti perguruan tinggi.
"Setelah lulus, menjadi sarjana yang berguna bagi bangsa dan negara," kata Anies.
Lebih lanjut ia juga meyakini dengan adanya peningkatan kualitas UN serta standar nasional pendidikan, nantinya akan disusul dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
"Indonesia dapat menghasilkan mutu siswa yang lebih baik dan menyiapkan mahasiswa di pasar global," ujar Anies.


UN Online, Disdik Polman Persiapkan Tiga Sekolah

 UN Online, Disdik Polman Persiapkan Tiga Sekolah

POLEWALI – Menghadapi pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Polman menyatakan siap mengimplementasikan penerapan sistem online atau computer base test (CBT).
Kepala Disdik Polman, Andi Parial Patayangi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tiga sekolah dalam pelaksanaan UN dengan sistem online tahun ini. Tiga sekolah tersebut yakni SMA 1 Polewali, SMK YPP Wonomulyo, dan SMK Tinambung.
“Tiga sekolah ini, akan mengikuti ujian dengan sistem online. Tetapi, untuk sekarang, baru SMA 1 yang sudah mengonfirmasi dan menyatakan kesiapannya,” tutur Andi Parial.
Dua sekolah lainnya yang dipersiapkan, masih menunggu konfirmasi langsung dari kepala sekolah.
Dalam pelaksanaan ujian online tersebut, sejak sekarang sekolah harus benar-benar memantapkan persiapan. Termasuk kesediaan sarana dan prasarana seperti komputer, dan jaringan internet di sekolah itu.
Dikatakan Andi Parial, tiga sekolah tersebut dipilih sebagai percontohan sekaligus uji coba penerapan ujian dengan sistem online. Tentu, sebelum ujian dilaksanakan, akan dilakukan uji coba dahulu.
“Akan ada ujian trial bagi siswa. Sehingga, pada saatnya mereka benar-benar siap,” tuturnya.
Menurut Andi Parial, dengan ujian online, maka tidak akan ada lagi kertas di atas meja siswa. Kecuali catatan untuk soal mata pelajaran tertentu.
Selain itu, kebocoran soal akan semakin dijamin tidak terjadi. Karena, soal-soal ujian langsung diaplikasikan pada sistem komputer dan internet.
“Yang dikhawatirkan saat ujian online adalah gangguan jaringan komputer. Itu harus benar-benar dipersiapkan nantinya,” tambahnya.
Ia berharap, khusus pada tiga sekolah yang menggunakan sistem online, para siswa benar-benar mempersiapkan diri, dan tetap belajar seperti biasa agar bisa lulus.
Sementara itu, salah seorang siswa SMK YPP Wonomulyo, Rahmat mengakui, siap saja untuk menghadapi UN dengan sistem online. Hanya saja, dalam penerapannya para siswa harus dilatih terlebih dahulu dengan sistemnya.
“Semacam try out (TO) lah. Karena, kalau tidak latihan, itu akan menjadi masalah bagi kami karena baru pertama kali ujian secara online,” tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers